Nim:26010311140097
ikan Arwana merupakan ikan yang
berasal dari daerah subtropics dan tropis, sehingga Ikan
Arwana banyak di temukan
di Indonesia,Malaysia, Vietnam, Birma, Thailand. Habitatnya
adalah sungai - sungai besar dengan arus yang cukup deras. Arwana yang
ditangkap liar sekaran sudah sangat jarang sekali. Jumlah Budidaya Ikan Arwarna yang
menurun drastic, apalagi ditunjang dengan banyaknya polusi air seperti
sekarang. Arwana yang beredar sekarang dipastikan merupakan hasil dari
pembibitan Budidaya Arwana &Budidaya Ikan Arwana yang
dilakukan para pengusaha pembibitan yang sudah teruji mutu dan kualitas
gennya. Untuk anda para hobbiis Ikan Arwana anda harus lebih
berhati- hati dalam pemeliharaan.
Arwana merupakan ikan perenang
atas (surface feeder), ditunjukkan oleh betuk mulut. Di alam
mereka berenang di dekat permukaan untuk berburu mangsa. Arwana dapat menerima
segala jenis pakan untuk ikan karnivora, tetapi seringkali mereka jadi sangat
menyukai salah satu jenis pakan saja, dan menolak jenis lainnya. Sebagai ikan
peloncat, arwana di alam bisa menangkap serangga yang hinggap di ranting
ketinggian 1-2 meter dari permukaan air. Maka pemeliharaan dalam akuarium harus
ditutup dengan baik.
Arwana merupakan ikan tangguh yang
dapat hidup hingga setengah abad. Permintaan yang tinggi dengan ketersediaan
alam yang terbatas menyebabkan eksploitasi di alam dibatasi. CITES (Convention
of International Trade in Endangered Species of Wild Flora and Fauna) menetapkan
bahwa ikan Arwana Asia sebagai ikan yang mendapat perlindungan
tertinggi. Berbagai jenis Arwana Asia antara lain:
Dalam Budidaya Ikan banyak hal - hal yang sering
dilupakan. dibawah ini cara pemeliharaan ikan arwana.
Parameter Air.
pH. Arwana dapat hidup pada selang pH cukup lebar. Namun disarankan agar mereka
dipelihara sesuai dengan kondisi aslinya di alam yaitu pada selang pH netral
sampai agak masam (pH 6.0 -7.0).
Kesadahan. Arwana berasal dari perairan
dengan kesadahan rendah, oleh karena itu direkomendasikan untuk memeliharanya
pada selang kesadahan ini (GH 8°). Arwana silver dapat hidup pada kisaran GH
4-10.
Temperatur. Arwana direkomendasikan
untuk diperlihara pada selang suhu 26 – 30 °C. Seperti halnya jenis ikan yang
lain, hindari terjadinya perubahan suhu mendadak. Perubahan suhu mendadak dapat
menyebabkan shock pada ikan yang bersangkutan, dan dapat memicu berbagai
masalah. Suhu terlalu tinggi untuk jangka waktu lama diketahui dapat menyebabkan
tutup insang menggulung, hal ini tentu akan sangat menggangggu keindahan ikan
tersebut.
Pencahayaan. Sebaiknya di area
terang tanpa sinar matahari secara langsung.
Arwana bukan termasuk ikan yang
sulit dipelihara, hanya perlu beberapa saat setiap hari atau beberapa jam
setiap minggu untuk merawat dan mencek kondisi ikan dan lingkungannya. Beberapa
hal yang perlu diperhatikan dalam memelihara arwana :
Wadah
1. Kolam
Pemeliharaan induk arwana sebaiknya dilakukan di kolam. tanah. Lokasi
untuk kolam perlu mempetimbangkan :
· Tanah
Jenis Tanah yang baik adalah tanah Nat berlempung yang dapat menahan air dan
mendukung pertumbuhan pakan alami.
· Topografi
Perbedaan derajat kemiringan antara saluran pemasukan dan pengeluaran maksimal
1%.
· Air
Suplai air yang memenuhi kualitas, kuantitas dan kontinuitas yang
dibutuhkan.
Kolam yang ideal berbentuk persegi
panjang dengan ukuran minimal 10x10m2. Persiapan kolam sebelum tanam yaitu :
· Pengeringan
kolam hingga dasar retak-retak
· Pembalikan
dasar kolam, perbaikan pematang
· Pengapuran
dengan dosis 50-100 gram/m2
· Perngisian
air setinggi 100 cm
Hujan deras dapat mengakibatkan
perubahan mendadak kualitas air. Untuk mencegah kematian ikan, ganti air
(setelah hujan berhenti) minimal 30% dari total volume air.
2. Akuarium
Sebagai Budidaya ikan patin hias, arwana dapat dipelihara dalam akuarium. Secara umum,
semakin besar ukuran akuarium akan semakin baik, karena arwana memerlukan ruang
gerak yang cukup luas. Ukuran akuarium minimal 3 kali dari panjang ikan dengan
lebar 1. 5 kali panjang ikan. Akuarium ditempatkan di area yang jauh dari
gangguan, untuk menghindari stress pada ikan. Tutup akuarium dengan tutup yang
rapat dan kuat karena arwana dapat melompat atau mendorong tutup ke luar
akuarium.
Setelah arwana berumur 4 bulan,
pemeliharaan mulai dilakukan secara terpisah pada akuarium ukuran 75 x 45 x 45
cm untuk menghindari perkelahian antar ikan. Pemeliharaan 2-3 ekor arwana dalam
satu akuarium perlu dihindari, mengingat sifat agresif akan menyebabkan
perkelahian. Namun diperbolehkan pemeliharaan 6 ekor sekaligus, karena sifat
agresif arwana menjadi sangat berkurang.
Untuk merangsang keluarnya warna
yang bagus dan pembentukan kromatofora, perlu diberikan pencahayaan buatan
minimal 10-12 jam per hari. Hindari penyalaan lampu secara mendadak, yang bisa
menyebabkan panik, sehingga ikan menabrak kaca atau benda lainnya dalam
akuarium dan ikan menjadi terluka. Manipulasi pencahayaan sering dapat
menimbulkan pantulan warna ikan dengan lebih baik. Letakkan lampu di bagian
depan akuarium, dan set sudut reflektor sedemikan rupa sehingga bisa memberikan
pantulan yang optimal. Banyak pilihan lampu dijual dipasaran dengan spektrum
bervariasi, lampu berspektrum penuh akan secara alamiah memantulkan wama-warna
alami dari ikan.
Pada waktu 6-7 bulan setelah ikan
dapat berenang bebas, ukuran mencapai 20-25 cm dan dapat dipasarkan.
Perawatan Akuariurn
Sebagai karnivora, arwana akan memproduksi kotoran dalam jumlah relatif banyak
dengan kandungan unsur nitrogen tinggi. Oleh karena itu, kadar amonia, nitrit,
dan nitrat dalam akuarium arwana sering kali menjadi masalah.
Penggantian air dilakukan untuk
memperbaiki kualitas air yang telah menurun akibat banyaknya kotoran ikan. Oleh
karena itu dalam penggantian air yang menggunakan sistem siphon (menggunakan
selang air) sekaligus untuk mengeluarkan sisa-sisa kotoran ikan dan juga
kotoran yang melekat pada kaca. Penggantian air cukup dilakukan 2 atau 4 minggu
sekali dan tidak perlu seluruh air diganti tetapi cukup sejumlah 30-50 % dari
total air. Perlu diperhatikan bahwa suhu dan pH air pengganti harus relatif
sama dengan air akuarium. Hindari terjadinya fluktuasi kualitas air saat
melakukan penggantian air.
Bersamaan dengan penggantian air
dilakukan juga pembersihan media filter mekanik yang digunakan.
Pakan hidup merupakan jenis pakan
utama bagi arwana yang termasuk karnivora. Pakan yang diberikan hendaknya
bervariasi untuk menekan resiko kekurangan gizi tertentu.
Beberapa jenis pakan yang sering
diberikan pada arwana adalah ikan hidup, udang hidup, potongan udang segar,
potongan daging ikan segar, serangga (jangkrik, kecoa, kelabang), cacing/ulat
(cacing sutera, cacing tanah, cacing darah, ulat hongkong) dan kodok.
Penggunaan pakan hidup perlu
didahului dengan tindakan karantina yang memadai untuk menghindari masuknya
bibit penyakit. Terutama pakan hidup yang berasal atau hidup dalam air, seperti
udang, ikan, atau kodok. Hindari memberikan serangga atau kodok mati, kecuali
anda yakin betul tidak berasal dari area tercemar insektisida.
Sebelum memberikan pakan hidup,
bagian-bagian tubuh pakan yang diperkirakan dapat melukai mulut ikan dibuang
terlebih dahulu. Seperti kaki belakang kecoa dan jangkrik, atau rostrum (duri
pada kepala) udang. Dapat juga pakan hidup tersebut dilemahkan sebelum
diberikan pada ikan, agar tidak terjadi “kejar-mengejar” berlebihan dalam ruang
akuarium yang sempit. Arwana yang mengalami kelebihan pakan dalam jangka
lama, akan kehilangan nafsu makan selama beberapa hari bahkan beberapa minggu.
Pakan buatan merupakan hasil ramuan
dengan komposisi yang mencukupi kebutuhan gizi bagi pertumbuhan arwana dengan
cara melatih dan membiasakan agar arwana mau memakannya.
Teknik Pemisahan Skala Kecil di
Kolam Semen
1. Pemeliharaan Induk
Induk dipelihara dalam kolam berukuran 5 x 5 m dengan kedalaman air 0,5-0,75 m.
Kolam ditutup plastik setinggi 0,75 m untuk mencegah lompatan ikan.
Ruangan pemijahan dibangun di pojok
perkolaman dan ditambah dengan beberapa kayu gelondongan untuk memberikan kesan
alami. Batu dan kerikil dihindari karena dapat melukai ikan atau dapat
tercampur pakan secara tidak sengaja.
Kolam pembesaran dibangun di area
tenang dan ditutup sebagian, dan dijauhkan dari sinar matahari langsung. Induk
dipelihara dalam kolam pembesaran hingga mencapai matang gonad.
Pengelolaan Kualitas Air
Kualitas air dijaga agar mendekati lingkungan alami arwana yaitu pH 6,8-7,5 dan
suhu 27-29 C. Penggantian air dilakukan sebanyak 30-34% dari total volume
dengan air deklorinisasi.
Pemberian Pakan
Keseimbangan gizi sangat penting bagi kematangan gonad dan pemijahan. Induk
diberikan pakan bervariasi yang mengandung kadar protein tinggi. Pakan
diberikan setiap hari dalam bentuk ikan/udang hidup atau runcah, dan ditambah
pelet dengan kadar protein 32 %. Jumlah pemberian pakan per hari adalah 2 %
dari bobot total tubuh.
Kematangan gonad
Matang gonad terjadi pada umur 4 tahun dengan panjang tubuh 45-60cm.
Pemijahan terjadi sepanjang tahun, dan mencapai puncaknya antara bulan Juli dan
Desember. Induk jantan di alam akan menjaga telur yang sudah dibuahi dalam
mulutnya hingga 2 bulan ketika larva mulai
dapat berenang.
Arwana betina mempunyai ovarium
tunggal yang mengandung 20-30 ova besar dengan diameter rata-rata 1,9 cm dengan
kematangan berbeda-beda. Induk jantan dewasa juga mempunyai sebuah organ vital
menyerupai testis.
Pembedaan Kelamin
Juvenil sulit dibedakan jenis kelaminnya. Perbedaan akan muncul setelah ikan
berukur 3-4 tahun.
Pembedaan jenis kelamin diketahui
melalui bentuk tubuh dan lebar mulut. Arwana jantan mempunyai tubuh lebih
langsing dan sempit, mulut lebih besar dan warna lebih mencolok daripada
betina. Mulut yang melebar dengan rongga besar digunakan untuk tujuan inkubasi
telur. Perbedaan lain adalah ukuran kepala jantan relatif lebih besar, sifat
lebih agresif termasuk dalam perebutan makanan.
Kebiasaan Pemijahan
Tingkah laku arwana sangat unik selama masa pengenalan lain jenis. Masa ini
berlangsung selama beberapa minggu atau bulan sebelum mereka mulai menjadi
pasangan. Hal ini dapat diamati pada waktu malam, ketika ikan berenang
mendekati permukaan air. Arwana jantan mengejar betina sekeliling kolam,
terkadang pasangan membentuk lingkaran (hidung menghadap ke ekor pasangan).
Sekitar 1-2 minggu sebelum
pemijahan, ikan berenang bersisian dengan tubuh seling menempel. Terjadilah
pelepasan sejumlah telur berwarna jingga kemerahan, Jantan membuahi telur dan
kemudian mengumpulkan telurdi mulitnya untuk diinkubasi sampai larva dapat berenang
dan bertahan sendiri. Diameter telur 8-10 mm dan kaya akan kuning telur dan
menetas sekitar seminggu setelah pembuahan. Setelah penetasan, larva muda hidup
dalam mulut jantan hingga 7-8 minggu sampai kuning telur diserap total. Larva
lepas dari mulut dan menjadi mandiri setelah ukuran tubuh 45-50 mm.
2. Panen Larva
Inkubasi telur secara normal adalah membutuhkan 8 minggu. Untuk memperpendek
waktu, telur yang sudah dibuahi dapat dikeluarkan dari mulut pejantan 1 bulan
setelah pemijahan. Induk jantan ditangkap dengan sangat hati-hati dengan jaring
halus lalu diselimuti dengan handuk katun yang basah untuk menghindari ikan
memberontak dan terluka.
Untuk melepaskan larva dari mulut
induk jantan, tarik perlahan bagian bawah mulut dan tubuh ditekan ringan. Larva
dikumpulkan dalam wadah plastik dan diinkubasikan dalam akuarium. Jumlah larva
yang dapat mencapai 25-30 ekor.
Teknik Pembenihan
Setelah dikeluarkan dari mulut pejantan, larva diinkubasikan dalam akuarium
berukuran 45x45x90 cm. Temperatur air 27-29 °C menggunakan pemanas thermostat.
Oksigen terlarut 5 ppm (mg/ I) menggunakan aerator bukaan kecil.
Untuk mencegah infeksi akibat
penanganan larva, dalam air dilarutkan Acriflavine 2 ppm. Menggunakan teknik
pembenihan in vitro ini, Survival Rate (SR) yang didapat sampai tahap ikan
dapat berenang adalah 90-100 %.
Selama periode inkubasi, larva tidak
perlu diberikan pakan. Beberapa minggu pertama selama kuning telur belum habis,
biasanya larva hampir selalu berada pada dasar akuarium. Larva mulai berenang
ke atas bertahap ketika ukuran kuning telur mengecil. Pada minggu ke delapan,
kuning telur hampir terserap habis sehingga larva mulai berenang ke arah
horizontal. Pada tahap ini, pakan hidup pertama harus mulai diberikan untuk
mencegah larva saling Ketika ukuran larva mencapai 8,5 cm atau berumur 7
minggu, kuning telur terserap secara penuh dan larva dapat berenang bebas.
Pemeliharaan Larva
Tambahan pakan hidup yang dapat diberikan seperti cacing darah atau anak ikan
yang ukurannya sesuai bukaan mulut arwana.
Larva yang telah mencapai panjang 10-12 cm dapat diberikan pakan seperti udang
air tawar kecil atau runcah untuk mengimbangi kecepatan tumbuhnya.
Teknik Transportasi
Arwana bila gelisah gampang sekali melakukan “jumping” atau menabrak-nabrak.
Bila satu saja sisiknya terlepas akan terlihat kurang indah. Juga bisa
mengakibatkan sirip robek dan patah.
Tubuh yang rusak bisa mengalami
regenerasi, namun mungkin pula menjadi cacatdan mengurangi keindahan
penampilan, apalagi ada hal-hal yg bisa memperparah luka-lukanya (misalnya
infeksi, pertumbuhan bekas luka yg lambat/delay). Untuk itu arwana perlu
dilumpuhkan agar tidak dapat berontak dalam proses pemindahan antar akuarium
maupun transportasi jarak jauh. Dosis pembiusan diatur sedemikian rupa
bergantung keperluan. Untuk transportasi jarak jauh, arwana dilumpuhkan gara
tidak dapat berontak namun tidak sampai terbalik dan masih bisa berenang.
Pemindahan antar arwana akuarium menggunakan dosis ringan, yang penting arwana
tidak dapat berontak.
Persiapan Pre-anestesi :
·
Puasakan arwana selama 1-2 hari.
·
Lama puasa bergantung ukuran tubuh,
jenis dan kebiasaan arwana buang kotoran (lancar atau tidak). Semakin besar
ukuran arwana maka semakin lama waktu puasa, untuk menghindari arwana muntah
atau mengeluarkan kotoran.Untuk arwana berukuran kecil (
·
Siapkan air tampungan yang sudah
teraerasi minimal 24 jam.
·
Kondisi arwana tidak mengalami
gangguan pernapasan, tidak ditemukan kelainan pada tutup insang.
Alat dan bahan :
- Plastik dengan lebar sepanjang badan arwana.
- Wadah bak untuk tempat kantong plastik yang berisi
arwana
- Air segar, air yang telah diaerasi yg mencukupi minimal
24 jam. Hindari bahan-bahan kimia lain yang terlarut.
- Bahan : Aquadine” cair
Prosedur Pelaksanaan :
·
Tangkap arwana dalam akuarium dengan
tenang kantong plastik.
·
Masukkan cairan bius dalam plastik
kira-kira 1 cc/lt.
·
Bila sudah terlihat tidak bisa
melompat, angkat kantong plastik.
·
Perhatikan apakah perlu ditambahkan
lagi cairan bius untuk
menurunkan kesadaran sampai arwana menjadi terbalik, tunggu reaksi bius
beberapa menit.
·
Jaga arwana selalu tenggelam dalam
air, untuk menghindari kembung.
·
Bila sudah tidak berontak,
perhatikan gerakan tutup insang harus terlihat bergerak. (Dalam waktu kurang
dari 5 menit, arwana mulai gelisah dan kehilangan keseimbangan dan tidak banyak
bergerak. Karena bagian tubuhnya yg berat ada di bagian atas, maka arwana mulai
terbalik. Badannya mulai kaku/ kejang. Perhatikan gerakannya, terutama gerakan
insang yg menunjukkan masih adanya usaha untuk bernapas.
·
Untuk keperluan foto dan pengukuran,
angkat ke tempat yang telah dipersiapkan dan lakukan secepat mungkin, bila
terlalu lama di luar air bisa kembung.
Paska Pembiusan :
- Masukkan kembali ke dalam akuarium dengan air yang
tidak mengandung bahan kimia lain. Jaga di bawah kucuran air, dalam
air dekat permukaan.
- Arwana mulai siuman, jaga jangan sampai terbentur
benda-benda di sekelilingnya.
Efek samping :
- Obat bius tanpa pengenceran yang mengenai sisik arwana
menyebabkan iritasi selaput lendir dan menimbulkan alergi pada beberapa
orang.
- Bila arwana kembung, bisa disiapkan larutan daun
ketapang kering yang tua dituangkan dalam akuarium, suhu dinaikkan level
air direndahkan. Arwana yang kembung dicirikan tidak dapat menyelam ke
dasardan berenang nungging.
- Bila pembiusan terlalu dalam biasanya gerakan tubuh
mulai jarang, gerakan insang juga demikian. Pembiusan lebih dalam lagi
akan mengurangi kekejangan otot, saat tersebut insang juga tidak ada
gerakan, ikan berada pada posisi mengambang. Untuk mengatasinya tambahkan
air segar untuk mengencerkan dosis obat bius atau di ceburkan ke tank
bersih dibawah kucuran air.
Gambar Ikan Arwana



